Kamis, 13 Maret 2014

Mahasiswa Humaniora "Nyoblos"



                              

           
Tempat Pemungutan Suara (TPS) Fakultas Humaniora terlihat ramai dikerumuni mahasiswa Humaniora. Kemarin, (10/3) dilaksanakan pencoblosan Pemilu Raya (PEMIRA) yang serentak diadakan oleh 6 fakultas di beberapa TPS yang tersebar di kampus ulul albab ini. Pemungutan suara kali ini dilaksanakan mulai pukul. 07.00-14.00 wib yang bertempat di lapangan utama UIN Maliki Malang.
Menurut data KPU-F Humaniora, jumlah pemilih mahasiswa Fakultas Humaniora yang ikut mencoblos tercatat 404 orang dari 1519 mahasiswa Fakultas Humaniora. Tetapi ada juga sebagian mahasiswa yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Menurut salah satu mahasiswa BSI, Indah Tri W menyebutkan ia tidak mencoblos alias golput, karena belum pernah sama sekali  mencoblos dan malas mau mencoblos,” tuturnya.
Selanjutnya pukul 16.00 wib, dilaksanakan penghitungan surat suara yang bertempat di Home Theater Fakultas Humaniora. Berdasarkan penghitungan suara, pemilihan ketua DEMA-U dimenangkan Ridho dengan perolehan 337 suara. DEMA-F Humaniora dimenangkan oleh A. Shofi Ubaidillah dengan perolehan 317 suara, sementara Yunal mendapat 73 suara. Sedangkan HMJ BSA dimenangkan oleh A. Mukhlis Ridho dengan perolehan 150 suara, HMJ PBA dimenangkan oleh M. Hasan Abdillah dengan perolehan 114 suara. Sementara HMJ BSI dimenangkan oleh A. Rosyid H.W dengan perolehan 121 suara.
Di tingkat SEMA-U dan SEMA-F, sesuai penghitungan surat suara DEMA-U dimenangkan oleh Eko David S.R dengan perolehan 358 suara dan perolehan suara SEMA-F yakni Afisina Rounaqi B dengan 76 suara, Nanang Ma’ashobirin dengan 111 suara, Mufrotul Faidah dengan 69 suara, R. Fikri Abdillah dengan 70 suara, Dian Suci S dengan 5 suara, Evi Nur Istiqonah dengan 9 suara, A. Yogi Setiawan dengan perolehan 49 suara.
Ketua KPU-F Humaniora, Maharaj Mahdi menuturkan,”Alhamdulillah pemilihan di tingkat Fakultas lancar, mungkin ada sedikit kekeliruan terkait penghitungan surat suara. Tapi, bisa teratasi.” (fir)

Hidup itu Proses


            Life is a way to be a success. Barangkali kalimat ini bisa menerangkan mengenai kehidupan ini. Hidup adalah proses. Ya, karena kalau kita tahu bahwa kita dilahirkan ke dunia ini juga bagian dari prose situ. Semua manusia pasti merasakan namanya bayi, lalu balita, remaja, dewasa lalu tua hingga meninggal. Tentu erat kaitannya juga masalah proses. Bukankah hidup adalah proses untuk lebih baik. Are you agree? Nggak ada orang sukses tanpa proses. Mereka tentu mengalami namanya, gagal. Tapi dengan kegagalan itu, mereka bisa bangkit untuk melangkah lebih baik dan berubah dari keterpurukan, putus asa dan kegalauan.
            So, intinya kita dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bukankah manusia itu harus terus berproses untuk menenukan jati dirinya, menempa diri demi perubahan yang lebih baik dan memberikan sesuatu yang baik, serta mengukir kenangan dan sejarah yang baik.
       Peristiwa dalam sehari-hari dalm hidup kita adalah rangkaian proses yang membentuk kepribadian kita. Bagaimana kita menjadikan hari-hari kita lebih baik dan bermakna serta bermanfaat. Dalam setiap peristiwa akan ada hikmah dan ilmu yang dapat diambil untuk terus berposes menjalani kehidupan yang lebih baik dan super. Pepatah mengatakan, ”Pengalaman adalah guru terbaik.”
          "Selagi masih muda, raih kesuksesan. Persiapkan untuk masa depan. Karena impian wajib untuk diraih, bukan hanya ditunggu."
            Semoga kita terus meraih kesuksesan yang pasti akan kita genggam. Berjuanglah, mengejar impian-impian itu. Meski harus jatuh bangumn meraihnya. Tapi, di balik itu akan ada kebahagiaan yang indah dan mungkin kita tak akan mempercayainya. Percayalah pada Allah, yakinlah bahwa kesuksesan itu akan datang menghampirimu, walau sekarang kita harus mati-matian berjuang.
            Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
                                                                                                                                                                                                                                                Malang, 14 Maret 2014, pkl. 00.19 wib

Selasa, 11 Maret 2014

Mengenal Diri Kita Siapa


  Manusia. Makhluk ciptaan-Nya paling sempurna, katanya. Sempurna dari mana ya? Kalau dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, manusia memang mempunyai nilai lebih. Ya, kelebihan itu adalah akal. Bukan begitu?
     Akan tetapi, malah kita nggak tahu bagaimana menggunakan akal kita sesuai dengan porsinya. Are you agree with my statement? Seandainya hewan punya akal, mungkin kita kalah tuh sama hewan. Tapi Allah mempunyai skenario lain, Dia menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi agar nantinya bisa menjaga keseimbangan dan keharmonisan. Bahkan nih, malaikat pun heran kenapa Allah menciptakan manusia. Nanti pasti berbuat kerusakan di dunia, kata malaikat.
      Lalu, eksistensinya diri kita seperti apa sih? Gini, manusia diciptakan dari tanah. Eksistensi tanah tentu benda solid dan menerima segala zat, termasuk cair atau padat bahkan api pun dapat membakarnya. Eh, tapi yang sederhana gini aja. Bukankah Allah menciptakan manusia dan makhluk ciptaan-Nya untuk beribadah? Betul nggak? Lalu, apakah kita sudah beribadah secara totalitas atau masih setengah-setengah?
       Ali bin Abi Thalib pernah berkata,” Jika kamu sekalian ingin mengerti Tuhanmu, maka kenalilah dirimu terlebih dahulu.” So, apa yang dapat kita petik dariperkataan beliau. Kalau kita sudah tahu diri kita sendiri, maka tentu kita akan mengenal siapa zat Pencipta diri kita. Okey? Deal?
      Makanya, eksistensi diri manusia sangat erat kaitannya dalam kehidupan. Bahkan semua tentu tak dapat dipisahkan mengenai permasalahan manusia. Lalu, bagaiman seharusnya yang kita lakukan? Selanjutnya, yang pertama, kenalilah dirimu sendiri. Siapa kamu? Dari mana kamu dilahirkan? Kenapa kamu kok dilahirkan di dunia ini? Lalu setelah meninggal nanti, mau kemana kalian? Tanyakan prtanyaan-pertanyaan itu kepada dirimu.
     Kedua, lakukan tafakur dan muhasabah diri alias introspeksi diri. Lakukan apa yang seharusnya lakukan untuk lebih baik.
     Ketiga, planning your life. Karena hidupa adalah proses, dan proses butuh panning yang matang dan baik. Dengan planning, setidaknya rah tujuan hidup kita jelas dan terarah.
    Then, action. Jangan cuma planning sesaat tanpa adanya implementasi aktif dan cepat. ”Siapa cepat, dia dapat.” Pepatah itu harus selalu dijadikan acuan dalam mengarungi hidup ini.
     Kalau sudah, sekarang waktunya untuk selalu mendekat kepada Allah. Jangan gara-gara semua sudah terlaksana, terus lupa sama Allah. Perbaiki terus diri kita, janagan mudah terpengaruh orang lain. Miliki prinsip hidup yang jelas dan terarah. Bukankah hidup akan tersa lebih indah jika kita berbuat kebaikan. “Khoiru an-naas “anfauhum linnaas.
      Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
      Wallohua’lam bishowab.
                                                                                      Malang, 12 Maret 2014, pkl. 11.30 wib

Darimana Kita Mulai Menulis?


 
Menulis, banyak orang yang bisa menulis. Anak TK pun bisa nulis atau malah anak PAUD juga bisa nulis. Bener nggak? Lalu, menulis itu seperti apa sih?
Sebenarnya dari kecil kita sudah tahu dan melakukan aktivitas menulis. Tapi, bukan menulis sebagaiman hakikat menulis. Kegiatan menulis bukan sekedar menggoreskan pada kertas saja. Lebih dari itu. Terus gimana caranya?
Ya, pertama kalau ngomong masalah nulis. Haru ada niat untuk menulis. Bukan begitu? Bahkan hadis juga menyebutkan, “Innamal a’malu bi an-niat.” Tapi, niat aja nggak cukup. Kalau Cuma niat aja nggak pernah action, itu semua non sense. Ya iya lah, kalau niat aja semua bisa, sob.
Selanjutnya, setelah ada niat. Kita harus cari ide menulis. Ide bisa kita dapat dari mana saja. Imajinasi, pengalaman, dari baca buku, jalan-jalan, atau diskusi atau apa lah yang bikin kita mempunyai ide untuk menulis.
And then, kita harus punya kerangka berpikir untuk mengolah tulisan yang akan kita tulis. Tulisan yang akan kita tulis adalah bagian dari representasi pikiran kita. So, biar nggak ngelantur kemana-mana dan nggak ge-je. Harus di-manage dengan sistematis dan baik.
Kalau kamu sudah melakukan hal-hal yang disebutkan tadi, sekarang waktunya action. Mulailah sekarang juga, jangan ditunda dan nunggu hidayah. Bukankah hidayah itu dijemput, bukannya ditunggu. Ibarat ia hal berharga, maka kita harus mendapatkannya, walau di dasar lautan kita mendapatkannya.
Menulislah hari ini dan teruslah menulis, karena menulis adalah proses yang terus berkelanjutan. Tulisan akan terus berproses dengan berjalannya waktu. So, tulisanmu hari ini akan dapat dibaca kelak, asal tulisan kita masih ada dan tersimpan terus. Teruslah berproses untuk terus menuliskan kebaikan dan berjuang dalam kebaikan. Menulislah!!!
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Wallohu a’lam bishowab.                                                                                                                               


Malang, 12 Maret 2014, Pkl. 01.00