Manusia.
Makhluk ciptaan-Nya paling sempurna, katanya. Sempurna dari mana ya? Kalau
dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, manusia memang mempunyai
nilai lebih. Ya, kelebihan itu adalah akal. Bukan begitu?
Akan tetapi, malah kita nggak tahu bagaimana menggunakan
akal kita sesuai dengan porsinya. Are you agree with my statement? Seandainya
hewan punya akal, mungkin kita kalah tuh sama hewan. Tapi Allah mempunyai
skenario lain, Dia menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi agar
nantinya bisa menjaga keseimbangan dan keharmonisan. Bahkan nih, malaikat pun
heran kenapa Allah menciptakan manusia. Nanti pasti berbuat kerusakan di dunia, kata malaikat.
Lalu,
eksistensinya diri kita seperti apa sih? Gini, manusia diciptakan dari tanah.
Eksistensi tanah tentu benda solid dan menerima segala zat, termasuk
cair atau padat bahkan api pun dapat membakarnya. Eh, tapi yang sederhana gini aja. Bukankah
Allah menciptakan manusia dan makhluk ciptaan-Nya untuk beribadah? Betul nggak?
Lalu, apakah kita sudah beribadah secara totalitas atau masih setengah-setengah?
Ali bin
Abi Thalib pernah berkata,” Jika kamu sekalian ingin mengerti Tuhanmu, maka
kenalilah dirimu terlebih dahulu.” So, apa yang dapat kita petik dariperkataan
beliau. Kalau kita sudah tahu diri kita sendiri, maka tentu kita akan mengenal
siapa zat Pencipta diri kita. Okey? Deal?
Makanya,
eksistensi diri manusia sangat erat kaitannya dalam kehidupan. Bahkan semua
tentu tak dapat dipisahkan mengenai permasalahan manusia. Lalu, bagaiman
seharusnya yang kita lakukan? Selanjutnya, yang pertama, kenalilah
dirimu sendiri. Siapa kamu? Dari mana kamu dilahirkan? Kenapa kamu kok
dilahirkan di dunia ini? Lalu setelah meninggal nanti, mau kemana kalian?
Tanyakan prtanyaan-pertanyaan itu kepada dirimu.
Kedua, lakukan tafakur dan muhasabah diri alias introspeksi diri. Lakukan apa yang seharusnya lakukan untuk lebih baik.
Ketiga, planning your life. Karena hidupa adalah proses, dan proses butuh panning yang matang dan baik. Dengan planning, setidaknya rah tujuan hidup kita jelas dan terarah.
Then, action. Jangan cuma planning sesaat tanpa adanya implementasi aktif dan cepat. ”Siapa cepat, dia dapat.” Pepatah itu harus selalu dijadikan acuan dalam mengarungi hidup ini.
Kalau sudah, sekarang waktunya untuk selalu mendekat kepada Allah. Jangan gara-gara semua sudah terlaksana, terus lupa sama Allah. Perbaiki terus diri kita, janagan mudah terpengaruh orang lain. Miliki prinsip hidup yang jelas dan terarah. Bukankah hidup akan tersa lebih indah jika kita berbuat kebaikan. “Khoiru an-naas “anfauhum linnaas.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Wallohua’lam bishowab.
Kedua, lakukan tafakur dan muhasabah diri alias introspeksi diri. Lakukan apa yang seharusnya lakukan untuk lebih baik.
Ketiga, planning your life. Karena hidupa adalah proses, dan proses butuh panning yang matang dan baik. Dengan planning, setidaknya rah tujuan hidup kita jelas dan terarah.
Then, action. Jangan cuma planning sesaat tanpa adanya implementasi aktif dan cepat. ”Siapa cepat, dia dapat.” Pepatah itu harus selalu dijadikan acuan dalam mengarungi hidup ini.
Kalau sudah, sekarang waktunya untuk selalu mendekat kepada Allah. Jangan gara-gara semua sudah terlaksana, terus lupa sama Allah. Perbaiki terus diri kita, janagan mudah terpengaruh orang lain. Miliki prinsip hidup yang jelas dan terarah. Bukankah hidup akan tersa lebih indah jika kita berbuat kebaikan. “Khoiru an-naas “anfauhum linnaas.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Wallohua’lam bishowab.
Malang, 12 Maret
2014, pkl. 11.30 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar