Selasa, 11 Maret 2014

Mengenal Diri Kita Siapa


  Manusia. Makhluk ciptaan-Nya paling sempurna, katanya. Sempurna dari mana ya? Kalau dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, manusia memang mempunyai nilai lebih. Ya, kelebihan itu adalah akal. Bukan begitu?
     Akan tetapi, malah kita nggak tahu bagaimana menggunakan akal kita sesuai dengan porsinya. Are you agree with my statement? Seandainya hewan punya akal, mungkin kita kalah tuh sama hewan. Tapi Allah mempunyai skenario lain, Dia menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi agar nantinya bisa menjaga keseimbangan dan keharmonisan. Bahkan nih, malaikat pun heran kenapa Allah menciptakan manusia. Nanti pasti berbuat kerusakan di dunia, kata malaikat.
      Lalu, eksistensinya diri kita seperti apa sih? Gini, manusia diciptakan dari tanah. Eksistensi tanah tentu benda solid dan menerima segala zat, termasuk cair atau padat bahkan api pun dapat membakarnya. Eh, tapi yang sederhana gini aja. Bukankah Allah menciptakan manusia dan makhluk ciptaan-Nya untuk beribadah? Betul nggak? Lalu, apakah kita sudah beribadah secara totalitas atau masih setengah-setengah?
       Ali bin Abi Thalib pernah berkata,” Jika kamu sekalian ingin mengerti Tuhanmu, maka kenalilah dirimu terlebih dahulu.” So, apa yang dapat kita petik dariperkataan beliau. Kalau kita sudah tahu diri kita sendiri, maka tentu kita akan mengenal siapa zat Pencipta diri kita. Okey? Deal?
      Makanya, eksistensi diri manusia sangat erat kaitannya dalam kehidupan. Bahkan semua tentu tak dapat dipisahkan mengenai permasalahan manusia. Lalu, bagaiman seharusnya yang kita lakukan? Selanjutnya, yang pertama, kenalilah dirimu sendiri. Siapa kamu? Dari mana kamu dilahirkan? Kenapa kamu kok dilahirkan di dunia ini? Lalu setelah meninggal nanti, mau kemana kalian? Tanyakan prtanyaan-pertanyaan itu kepada dirimu.
     Kedua, lakukan tafakur dan muhasabah diri alias introspeksi diri. Lakukan apa yang seharusnya lakukan untuk lebih baik.
     Ketiga, planning your life. Karena hidupa adalah proses, dan proses butuh panning yang matang dan baik. Dengan planning, setidaknya rah tujuan hidup kita jelas dan terarah.
    Then, action. Jangan cuma planning sesaat tanpa adanya implementasi aktif dan cepat. ”Siapa cepat, dia dapat.” Pepatah itu harus selalu dijadikan acuan dalam mengarungi hidup ini.
     Kalau sudah, sekarang waktunya untuk selalu mendekat kepada Allah. Jangan gara-gara semua sudah terlaksana, terus lupa sama Allah. Perbaiki terus diri kita, janagan mudah terpengaruh orang lain. Miliki prinsip hidup yang jelas dan terarah. Bukankah hidup akan tersa lebih indah jika kita berbuat kebaikan. “Khoiru an-naas “anfauhum linnaas.
      Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
      Wallohua’lam bishowab.
                                                                                      Malang, 12 Maret 2014, pkl. 11.30 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar